About Me
Name: dee
Home: Bandung 1/2 Jakarta, Jawa Barat, Indonesia
About Me: Simple.. Easy going.. but a li'll bit moody sometimes
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox

Name :
Web URL :
Message :

Links
Powered by

Isnaini Dot Com

BLOGGER

 

 

 
  Wednesday, November 22, 2006  
 
 
sektor pertanian
Ada yang tahu tidak, sector pertanian itu menjadi urutan ke berapa dalam prioritas pemerintah?. Sepertinya ada diurutan buncit ya. Hal ini terbukti dari jarangnya sector ini mendapatkan perhatian dari pemerintah. Padahal ini masalah pangan lho.. Urusan yang berhubungan dengan perut itu fatal akibatnya jika ditelantarkan. Karena bisa mengakibatkan kelaparan. Jika sudah parah dan tak tertolong lagi, tidak menutup kemungkinan jika negara kita tidak akan jauh beda dengan Afrika.

Nasi yang berasal dari padi merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Tapi sepertinya masalah tentang padi ini ditanggapi dengan acuh tak acuh oleh pihak yang terkait. Mungkin memang iya jika masih banyak terdapat masalah negara yang lebih penting tapi bukan berarti sector ini ikut dikesampingkan. Arrgghh... aku geram sekali saat menyaksikan Editorial Media Indonesia di Metro TV tadi pagi. Kabar yang terdengar bahwa pemerintah akan menaikan harga pupuk. Are you kidding me..??. Can't you see apa yang bisa timbul dari masalah ini?.. Ini berarti akan menurunkan kemampuan para petani untuk mengerjakan lahan pertanian. Dan akan meningkatkan pula harga beras dipasaran. Jika harga makanan pokok sudah merambat naik.. apa yang akan terjadi?.. Beberapa kalangan masyarakat mungkin tidak akan mampu lagi untuk membeli pangan.. dan pada garis akhir mereka akan menderita busung lapar bahkan mungkin kematian. Aku bukannya mencoba untuk hiperbolic ya.. tapi jika tidak berfikir jauh, maka mau tak mau kemungkinan terburuk itu pasti ada.

Jika saja kenaikan pupuk itu benar-benar terjadi. Maka beras akan menjadi mahal. Dan kemungkinan terdekat para distributor mungkin akan mengimpor beras-beras dari negara tetangga yang harganya jauh lebih murah (huuh... seperti biasanya..!! hal yang sama yang juga terjadi pada gula pasir). Mungkin perekonomian akan meningkat. Tapi lahan pertanian semakin terpuruk. Akan semakin banyak saja para pengangguran.. karena lahan yang harusnya bisa produktif (sector pertanian), lama kelamaan menjadi tersendat karena sistem yang tidak jelas. Dengan kata lain.. Mungkin kita bisa meningkatkan, tapi kita tidak bisa berbagi.. You know what I mean, rite??..

Beda sekali dengan wilayah Eropa ya.. sekalipun mereka maju dalam berbagai bidang, tapi sector pertanian tetap mereka lestarikan bahkan berada di peringkat atas prioritas pemerintahnya karena mereka sadar bahwa hal ini sangat mendasar dan tak bisa dikesampingkan begitu saja. Nahh.. kenapa negara kita tercinta ini tidak bisa seperti itu sih?. Yang ada malah lahan pertanian dihabiskan untuk fasilitas yang justru bisa merusak lingkungan. You don't believe me?.. coba tengok berapa banyak lahan pertanian yang sekarang sudah berubah menjadi pusat perbelanjaan?.. Bukan saja menghilangkan manfaat alam.. tapi juga malah menambah masalah semacam kerusakan ekosistem.. Arrghhh.. gerah.. geraahhh...!!!

Humm... mungkin solusi awal adalah.. pemerintah harus mulai bisa mensubsidi sector pertanian (dan ini harus bisa..!! tidak ada pengecualian lagi. Jika BBM sempat disubsidi.. kenapa pertanian seperti dianak tiri-kan??..). Dari situ maka kita akan melihat perkembangan yang terjadi. Sambil memikirkan langkah selanjutnya bagi dunia pertanian dinegara kita, beserta fasilitas apa saja yang perlu ditambah. Fuiiihhh... semoga saja impian ku kali ini tidak terlalu utopis ya.. U know what.. padahal dibawah sana.. bibit-bibit padi itu tak pernah saling mengungguli. Mereka tumbuh apa adanya, bahkan bila tubuhnya di gerogoti hama, mereka dengan senang hati menerimanya. Si pupuk juga tak pernah complaint jika harus ditabur sana-sini.. memangnya selama ini pupuk pernah protes.. gara-gara dia sudah memberi manfaat untuk padi lantas dia minta kenaikan harga??... hhuuuhhh... damn..!!
posted by dee @ 9:58 AM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home