About Me
Name: dee
Home: Bandung 1/2 Jakarta, Jawa Barat, Indonesia
About Me: Simple.. Easy going.. but a li'll bit moody sometimes
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox

Name :
Web URL :
Message :

Links
Powered by

Isnaini Dot Com

BLOGGER

 

 

 
  Monday, February 20, 2006  
 
 
IT MIGHT BE YOU (Stephen Bishop)
Time, I've been passing time watching trains go by
All of my life
Lying on the sand watching seabirds fly
Wishing there could be someone Waiting home for me

Something's telling me it might be you
It's telling me it might be you

All of my life
Looking back as lovers go walking past
All of my life Wondering how they met and what makes it last
If I found the place would I recognize the face

Something's telling me it might be you
It's telling me it might be you
So many quiet walks to take
So many dreams to wake and there's so much love to make

I think we’re gonna need some time Maybe all we need is time
And it's telling me it might be you All of my life
I've been saving love songs and lullabies
And there's so much more No one's ever heard before

Something's telling me it might be you Yeah,
it's telling me it must be you and I'm feeling it'll just be you
All of my life It's you,
it's you I've been waiting for all of my life
Maybe it's you... Maybe it's you
I've been waiting for all of my life.
posted by dee @ 3:56 PM   0 comments
 
 
  Thursday, February 16, 2006  
 
 
Part of me on Blogs
Hanya sebagian kecil dari pemikiran..
Se-per sekian dari isi otak..
Sisanya terdiri dari kata hati yang tak bisa disampaikan oleh mulut..
posted by dee @ 12:25 PM   0 comments
 
 
   
 
 
Bebek Buruk rupa
Aku yakin semua orang pasti pernah mendengar cerita ini. Cerita yang bagi sebagian orang hanya sebagai pengantar menjelang waktu tidur.. dan setelah itu dilupakan begitu saja, toh pada akhirnya si bebek buruk rupa ternyata berubah menjadi seekor angsa yang tercantik diantara kelompoknya.

Tapi.. tidak bagiku.

Cerita itu punya makna tersendiri untukku. Melihat si bebek buruk rupa.. aku seperti melihat diriku sendiri. Memangnya salah siapa jika si bebek di lahirkan dengan bentuk seperti itu?.. Siapa juga yang mau dilahirkan dengan bentuk yang tidak sempurnya?..
Jika boleh memilih, semua orang pasti ingin dilahirkan seperti Barbie dan Kent dengan segala kesempurnaannya.. dengan segala keindahan bentuk dari setiap inci tubuh dan wajahnya.
Tapi.. jangan bermimpi di siang hari. Karena pasti Tuhan punya rencana lain.

Setidaknya bagiku...

Ketika masih duduk di bangku sekolah dasar.. aku tak pernah punya teman. Semua orang dikelas seperti menjauhiku. Padahal Aku tidak berpenyakit yang sekiranya dapat ditularkan pada orang lain. Tubuh ku juga tidak cacat. Aku hanya sedikit kurus dan agak hitam.
Teman-teman yang lain selalu mengolok-ngolokku mereka beramai-ramai meneriaki-ku
"Dian Jelek... Dian Jelek..."
Entah kenapa, saat itu aku begitu sakit mendengar ucapan mereka. Aku tak punya keberanian melawan. Jumlah mereka terlalu banyak. Yang kulakukan hanya satu.. Aku hanya bisa menangis. Tak ada yang membelaku, kecuali para guru yang berusaha melerai.. itupun memang sudah tugas mereka, bukan?!.

Pernah suatu hari aku sangat ingin bermain dengan yang lain. Tapi mereka mengajukan satu syarat. Aku boleh bermain, dengan catatan aku harus berlari mengikuti sementara mereka semua beramai-ramai naik sepeda. Dan aku menyanggupinya. Pada saat itu aku berpikir.. Jika ini satu-satu nya jalan agar diterima.. Baiklah...!!!
Dan akupun berlari sekuat tenaga.. mengejar orang-orang biadab yang pada saat itu kuanggap sebagai teman. Akau terus berlari dan berlari, hingga tulang kering di kaki ku berasa seperti akan patah. Tapi.. aku terus berlari mengejar mereka yang telah jauh meninggalkanku.

Ada juga saat dimana mereka ramai-ramai memanjat pohon jambu, aku hanya diperbolehkan menunggu dibawah pohon sambil memunguti jambu-jambu busuk yang berserakan yang kemudian menjadi jatah ku. Jika aku berfikir sekarang.. dimanakah harga diriku saat itu?.. Tapi, apakah seorang anak kecil pernah berfikir tentang hak dan harga diri?...

Aku tak pernah mengadukan apapun pada ibuku. Karena aku berpikir.. ini adalah tentang aku bukan tentang ibu.. Jadi aku memilih bungkam.

Aku hidup dalam situasi seperti itu selama enam tahun lamanya.. What amazing life !!

Dan dimana aku sekarang?...
Aku berdiri tegak dihadapan sebuah cermin setinggi tubuhku. Aku menatap bayangan manusia yang hidup didalamnya. Dia jauh lebih tinggi dari belasan tahun yang lalu. Kulitnya perlahan memucat.. tidak sehitam dulu. Badannya yang kurus kering.. kini memperlihatkan bentuk-bentuk yang normal bagi wanita seusianya.
Sekarang dia sudah banyak memiliki teman tanpa harus mengemis dan melakukan pengorbanan demi penerimaan. Dan yang pasti, dia jauh lebih kuat sekarang. Tak lagi cengeng seperti dulu. Airmatanya sudah kering.. telah cukup untuk menangisi hidup setiap hari selama enam tahun lamanya.

Aku semakin mengerti sekarang.. Masa-masa itu adalah pembelajaran yang sangat berharga bagiku dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Aku berusaha lebih menghargai mereka dari berbagai macam sudut pandang. Dan aku suka sekali punya banyak teman.

Aku tak mau lagi ada yang merasakan penderitaan sepertiku dulu.. Jangan lagi ada yang merasa terabaikan.. Jangan lagi ada si Bebek Buruk Rupa..
posted by dee @ 11:11 AM   0 comments
 
 
  Wednesday, February 15, 2006  
 
 
SUPERNOVA
Aku sering tenggelam dalam buku ini.. Supernova.. ditulis oleh Dewi Lestari. Tak diperlukan banyak waktu untuk melahap buku yang hanya setebal itu. Tapi dibutuhkan waktu lebih dari satu bulan untuk benar-benar memahami glossary yang terdapat dalam buku tersebut.

Penulis yang menakjubkan... seorang Dewi Lestari bisa meleburkan bahasa Sastra dengan istilah science.. Great job!!.

Banyak konflik. Logika vs kata hati.. Norma susila vs status sosial.. juga antara impian dan realitas hidup.. semuanya tercampur.. teraduk jadi suatu cerita yang complicated.. chaos..
Antara palung hati dan badai serotonin.. ini yang paling membuatku tersenyum..

I love this book
posted by dee @ 3:02 PM   0 comments
 
 
  Thursday, February 02, 2006  
 
 
Kasih Sayang Ayah..

Hubungan ku dengan ayah tak pernah berjalan mulus. Semenjak masih di sekolah dasar aku tak pernah merasakan pujian seorang ayah terhadap anaknya. Aku sempat merasa iri pada teman2 ku. Mereka semua tampak sangat akrab dengan ayahnya. Ayah ku cenderung dingin.. Beliau bukan tipe yang mengungkapkan kasih sayang nya secara terbuka. Namun walapun begitu.. Aku tau pasti.. jauh didalam lubuk hatinya, Ayah pasti sangat sayang padaku.
Hal ini terus berlanjut. Bahkan sampai aku menginjak SMU, hubunganku dengan Ayah tak menunjukan adanya peningkatan. Bahkan Aku seringkali membangkang padanya.. tak terbayangkan betapa durhakanya aku pada saat itu. Aku juga sempat dihadiahi kemurkaan ayah.. yang sampai saat ini masih bisa kuingat sorot matanya pada saat itu..
Yang biasanya menjadi penengah diantara kami adalah Ibuku. Dia selalu berkata, bahwa aku mewarisi sifat keras ayah.. Dan bila ayah mau berkaca padaku maka beliau akan menemukan sosoknya sendiri dalam versi lain..
Mungkin Ibuku memang benar.. Karena sampai saat itupun aku tetap bersikeras bahwa semua kemarahanku bersumber dari Ayah. Jika saja Ayah tak pernah membanding-bandingkan aku dengan kakak-kakakku yang lain.. Aku hanya ingin Ayah mengerti bahwa setiap anaknya itu unik.. kami memiliki karakter dan kemampuan masing-masing.. Aku hanya ingin dihargai oleh Ayah.. aku sanggup melakukan apa-pun untuk satu saja pujiannya pada saat itu.
Ke-egoisan dan miscomunication mewarnai waktu ku bersama ayah selama bertahun-tahun.
Hingga akhirnya hari itu tiba...
Aku tak tahu apakah harus bersedih atau gembira saat mendapatkan kabar bahwa Ayah sakit. Maksudku benar-benar sakit, karena Ayah menderita suatu penyakit yang kemudian di prediksi dokter sebagai Kanker Prostat. Dan hal ini terjadi setelah aku duduk di tahun kedua kuliahku. Disinilah semuanya berawal..
Kejadiannya berawal dari suatu malam. Saat itu aku sedang mendapat giliran jaga ketika Ayah ku dirawat di Rumah Sakit karena kondisi nya yang sudah tak memungkinkan untuk dirawat di rumah.
Aku memperhatikannya dari samping tempat tidur. Tubuhnya sangat lemah. Kulitnya diwarnai dengan keriput-keriput halus. Wajahnya masih menyisakan ketampanannya diwaktu Beliau muda. Urat nadi tampak menonjol di permukaan kulit sekitar leher dan kepala.. jelas tergambarkan kekerasan wataknya.
Melihat Ayah terbaring tak berdaya diatas tempat tidur.. Entah kenapa membuatku meneteskan air mata.. Sekalipun selama ini hubungan kami tak pernah berjalan mulus, tapi jika untuk kehilangan Beliau pada saat itu.. aku merasa belum sanggup.
Aku adalah orang yang percaya akan keajaiban. Maka, saat Ayahku tersadar dalam kondisi yang seperti itu.. Aku menganggapnya keajaiban. Beliau langsung menoleh kearah ku dan saat itu pula ia berkata dengan suaranya yang parau..
"Di..an.. Jangan kemana-mana yaa.. "
Aku tahu.. arti kalimat itu lebih besar dari jumlah katanya sendiri.. Aku pun menganggukan kepala. Beliau memintaku tetap berada di sampingnya.. Beliau menginginkan aku berada didekatnya..
Dan itulah yang akan kulakukan.. Aku tak pernah meninggalkannya.. Rasa kantukku seketika mati, tergantikan kebahagiaan yang membuncah di dalam hati ku.. Aku beranjak mendekat, memeluk Ayahku.. Aku membisikan di telinga Beliau... "Aku sayang Ayah"...
Lagi-lagi aku menyadari bahwa ayahku bukan tipe orang yang bisa mengucapkan kalimat sayang secara terang-terangan. Tapi saat beliau tersenyum dan mengangguk.. Aku tahu.. Beliau paham benar maksud ucapan ku..
Semenjak hari itu, aku melihat sesuatu yang lain pada mata dan senyum Ayah.. Ayah seperti bahagia.. Dan kebahagiaan itu tergambar jelas di mata Beliau saat aku melambai pada nya sambil berjubahkan Toga dan menggenggam sertifikat dengan IP yang terpaut tak terlalu jauh dari temanku yang lulus cum laude.
Aku berhasil, Ayah... Semua karena kasih sayang Ayah..
Terima Kasih..

Aku sayang Ayah..
posted by dee @ 11:25 AM   0 comments