|
|
About Me |
Name: dee
Home: Bandung 1/2 Jakarta, Jawa Barat, Indonesia
About Me: Simple.. Easy going.. but a li'll bit moody sometimes
See my complete profile
|
Previous Post |
|
Archives |
|
Shoutbox |
|
Links |
|
Powered by |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tuesday, March 28, 2006 |
|
|
|
|
|
Renungan 25 maret 2006 |
Aku terpuruk disini. Sendirian. Entah kenapa keheningan ini membuatku merenung. Begitu banyak hal yang berkecamuk di kepalaku, meneriakkan ego yang dengan lantang meronta-ronta tak terkendali. Sesaat aku termenung, mendapatkan diri terantai dalam emosi yang tak berarti. Semuanya seolah menjadi suatu paradigma yang terkumpul dalam suatu susunan sel otak kiri.
Aaakkhh.. ini memang mengganggu bagi seorang manusia yang hendak beristirahat dalam lelahnya. Tapi sikap defensifku berkata lain. Ada definisi luas tentang semua ini. Ada hati kecil yang ingin terengkuh dalam satu pelukan hangat. Namun semua tenggelam dalam kekuasaan Ego stadium empat. Kronis. Terangkum dalam sebuah deskripsi naratif tanpa akhir.
Jadikan satu sisi dari hidupku memiliki peran antagonis. Meluap-luap. Brutal. Kebangkitan kaum biadab. Pesta pora para Barbar yang tak tahu diri merayap menjalari urat nadi. Berikan kejutan dasyat, bangunkan saraf motorik dari tidur panjangnya.
Dan ada satu ketika, saat anganku melayang-layang. Hidupkan kembali dunia fatamorgana dalam keberadaan sang maya. Terpejam.. wujudkan semua, ku tahu ini tak sebatas khayal berbayang masa lalu. Semua seperti nyata. Aku seperti hidup.
Lalu.. kehadiran sang fajar, mendaratkan tamparannya di wajahku. Tersenyum sinis. hadirkan kembali jejak romusha, rantainya terikat kuat di pergelangan kaki. Memaksa jiwa kecil ini menghantam batu karang nan megah. Terbentur. Ciptakan sesak. Seperti terhimpit. dan terseret.. Alirkan darah yang kini mendidih. Kembali menjalari susunan tulang belakang. Sakit..!!.. sakit..!!..hentikan semua..!! Jeritan tak berarti dari jiwa yang meronta. Tak terdengar. Semua saru. Ketika semua kepala memalingkan wajah.. tak satupun yang mendengar.
Akupun semakin terseret. Kelemahan sebagai manusia menarikku ke kesudut ruangan.. memaksaku keluar dari lingkaran. Tertunduk. Bersahabatkan genangan air yang perlahan mendesak keluar dari sudut mata. Ada benda kecil yang berteriak dari balik tulang rusuk, ia kembali meronta. Terjajah.
Dan bukalah kedua kelopak mata, menatap nanar.. Akupun sendirian
Merenung.. |
posted by dee @ 9:25 AM |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Membebaskan diri dari obsesi menikah |
Arrrkkhhh... perut gwa suka berasa di aduk-aduk klo ada yang nanya.. "Di..kapan merit?.."... Wuuaa.... "kapan-kapan!!!!"
Bukannya apa-apa.. menikah itu butuh kesiapan mental, lahir dan batin :D.. Jadi kayaknya ngga se gampang itu, guys..
Menikah bwat gwa bukan sekedar menyatukan dua alat kelamin yang berbeda. Tapi lebih dari pada itu. Menikah adalah keputusan besar yang musti diambil karena menyangkut peristiwa besar sekali seumur hidup.
Dan setelah gwa aduk-aduk isi e-mail gwa, ternyata nemu juga catetan yang pas bwat masalah yang satu ini. Check this out, people.. :D :D :D ======================================
Setelah menyelesaikan kuliah S2 nya di Australia, Becky (29) memutuskan untuk bekerja di Indonesia dan melanjutkan salah satu "tujuan hidupnya" yaitu mencari suami. Namun pencariannya ternyata tidak mudah, akhirnya ia menerima cinta teman sekantornya meski sebenarnya tidak ada kecocokan di antara mereka. Tidak mengherankan kalau hubungan mereka dipenuhi pertengkaran, tapi Becky tetap bertahan sambil berharap kekasihnya itu segera melamar. Sang kekasih akhirnya melamar, tapi bukan ke Becky, melainkan wanita lain yang selama ini juga dikencaninya.
Mungkin kita akan bertanya-tanya, mengapa seorang wanita berpendidikan tinggi seperti Becky melakukan hal bodoh dengan menghabiskan waktu dengan seseorang yang salah. Masih banyak Becky lain di sekitar kita, meski dunia semakin canggih, tetap saja menikah masih menjadi tujuan hidup banyak perempuan. Sebenarnya apa yang menjadi motivasi orang-orang yang terobsesi untuk menikah ? yuk, simak uraian berikut :
1. Sindrom "Butuh Pria" Banyak wanita berusia pertengahan dua puluhan yang merasa hubungan dengan pacarnya tidak seperti yang didambakan. Tapi banyak dari mereka memutuskan tetap menikah dengan pasangannya karena merasa tidak bisa hidup tanpa pria. Akibatnya terjadi semacam shock di awal pernikahan. Menurut Mary Jo Fay, konsultan di situs helpfromsurvivor.com, jika Anda memiliki sindrom "butuh pria", ingatlah bahwa orangtua Anda telah mengurus Anda dengan baik, berpikirlah dua kali karena berada di bawah "asuhan" pasangan yang sebenarnya tidak cocok hanya akan membawa Anda dalam hubungan yang tidak sehat.
2. Target hidup Biasanya perempuan selalu menetapkan target pencapaian berdasarkan umur, dan dibuat sangat spesifik. Misalnya menikah di usia 23, punya anak paling lambat 25 tahun. Menurut penelitian yang dilakukan oleh beberapa psikolog, sebenarnya perempuan, sama halnya dengan pria juga takut untuk berkomitmen, tetapi "target-target" tadi menekan mereka. Semakin dewasa dan makin luasnya wawasan, biasanya mereka akan melupakan target tadi. Bukankah lebih baik menunda pernikahan daripada terperangkap dengan orang yang salah ?
3. Tik Tok Jam biologis masih menjadi salah satu faktor mengapa banyak perempuan muda memutuskan cepat menikah. Ketika seorang wanita menjalin hubungan dengan seorang pria, yang mereka inginkan adalah sebuah hubungan yang serius, dalam arti dilanjutkan ke jenjang pernikahan. Terlebih jika usia sudah masuk kepala tiga, bayangan menggendong bayi sudah menari-nari di kepala.
4. Lingkungan dan Keluarga Hidup dalam masyarakat yang ikatan kekeluargaannya masih kuat seperti di Indonesiatidak selalu enak. Salah satunya adalah tuntutan dan desakan dari keluarga besar jika ada salah satu anggota keluarga yang belum menikah. Adasebagian keluarga yang menggangap bercerai masih lebih baik "ketimbang" tidak menikah sama sekali. Usia 30 tahun adalah angka keramat, jika sampai usia tersebut perempuan belum menikah dan tidak ada tanda-tanda menjalin hubungan serius, orang akan berpikir apakah ada yang salah.
5. Uang Desakan ekonomi ternyata menjadi salah satu alasan sebagian perempuan untuk menikah. Memiliki suami kaya raya, hidup enak tanpa perlu bekerja keras masih menjadi impian. Banyak pula yang akhirnya bercerai ketika usia perkawinan mereka belum berjalan 5 tahun. Pati (35)seorang ibu satu anak dan sudah bercerai di usia 29 tahun, membagi pengalamannya : "meski mantan suami saya berasal dari keluarga kaya, tetapi sejak tahun lalu ia berhenti memberi tunjangan pada anak kami. Sekarang saya melanjutkan kuliah dan bekerja keras membesarkan anak saya, kelak ketika ia akan menikah saya akan memastikan ia menikah karena cinta, bukan uang".
Membuat deadline kapan menikah
Do's
Realistis
Membuat deadline kapan kita akan menikah sah-sah saja, tergantung apa motivasi yang melatar belakanginya. Dengan adanya deadline kita akan bekerja keras untuk mencapai tujuan, asalkan bukan menikah hanya untuk melengkapi tujuan
Tahu apa yang dicari
Tanyalah pada diri sendiri ; bagaimana kita ingin menjalani hidup ? dengan siapa ? di mana ? setelah semua pertanyaan itu terjawab, siapa tahu Anda akan sadar kalau selama ini hanya membuang waktu karena berhubungan dengan orang yang salah.
Hargai target pasangan
Jika sekarang Anda sudah menemukan Mr.Right tetapi ia belum ingin menikah, bersabarlah. Kita tentu tahu kalau pria biasanya takut berkomitmen, bukan berarti si dia tak ingin serius, bisa jadi itu karena ia sedang menikmati masa-masa berpacaran. Kebanyakan wanita merasa dikejar deadline dan takut tidak jadi menikah dengan pasangannya, justru yang sebenarnya adalah jika kita terlalu menekan bisa-bisa si dia kabur ketakutan. Pernikahan bisa terjadi jika dua belah pihak sudah siap bukan ?
DON'T...
Menikah menjadi tujuan hidup
Lebih baik menunda atau bahkan menolak lamaran jika hati kecil kita mengatakan tidak, daripada menghabiskan hidup tanpa rasa bahagia. Masih ingat kisah Becky di atas bukan ? karena obsesinya untuk menikah ia jadi "gelap mata" dengan menjalin hubungan dengan pria yang salah.
Semua dijadikan beban
Mari kita andaikan deadline Anda telah lewat dan Anda masih juga melajang. Atau misalnya Anda telah menjalin hubungan dengan seorang pria yang baik tetapi he's not the one, dan Anda merasa kesal karena merasa membuang waktu dengannya. Sebenarnya tidak ada yang sia-sia, jadikan pengalaman itu sebagai pelajaran. Itu yang disebut dewasa. Tidak ada yang bisa menggantikan pengalaman hidup dari kesalahan yang pernah kita buat, karena dari situ kita justru bisa memilih orang yang lebih baik.
Lupa bersyukur
Seringkali kita jadi kecewa dan merasa jadi orang yang paling berbahagia dan hidupnya tidak lengkap karena masih melajang. Kita jadi lupa kalau kita dikelilingi orang-orang yang sayang dan perhatian ; keluarga, sahabat, teman-teman. Ibarat pepatah, karena nila setitik rusak susu sebelangga.
Wanita yang percaya bahwa dirinya tetap manusia yang utuh tanpa pria, tetapi juga menikmati hidup dan membaginya dengan pria telah terbukti memiliki perasaan yang kuat dan biasanya memiliki hubungan yang sehat dan menyenangkan dengan pasangannya. Dan wanita-wanita dalam golongan ini sudah merdeka dari tuntutan deadline. Biarkan semua mengalir dengan wajar, tak ada yang perlu dikejar. Selama kita tetap membuka diri untuk bertemu banyak orang, seseorang yang istimewa akan datang pada saat yang tepat. (An/Ivillage) |
posted by dee @ 10:46 AM |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tentang Arif |
Suatu sore di suatu weekend.. Gwa janjian ma temen di salah satu coffe shop di bilangan Sudirman. waktu itu ujan deres banget. Turun dari kendaraan gwa kepaksa ngojek payung, dari pada baju bablas smoa.. ngga lucu klo musti pulang cepet gara2 masuk angin..
Seorang anak kecil nyamperin gwa sambil bawa payung yang ukurannya lebih gede dari badannya ndiri.. Badannya basah kuyup.. Dia gemeteran kedinginan.. tangannya pada keriput plus biru-biru.. Matanya sayu.. badannya item dan kurus.. Gwa ngga tega lagi liatnya. Payung itu buru-buru gwa samber sebelom ujan tambah gede dan biar gwa cepet-cepet nyampe di dalem coffee shop.
Begitu nyampe, gwa gelagapan soalnya ngga da uang kecil. Si anak tadi masih berdiri depan gwa.. masih dengan matanya yang sayu. Alhasil.. duit dua puluh ribu pun keluar dari kantong. Gwa jelas banget ngeliat perubahan ekspresinya, trus dia ngomong "ini kebanyakan, mba. Saya pasti balikin kembaliannya ko'!". Abis itu dia langsung kabur.. ngga kliatan lagee.. Haaahh.. paling2 juga ngga bakalan balik.. Pikir gwa.
Waktu bener-bener ngga kerasa klo kita lagi asik.. Tau-tau diluar dah gelap aja gitu, tapi ujan dah berenti dari tadi. Temen gwa nawarin bwat nganter pulang, gwa sich iyahin aja.. lumayan.. heee..hee... Baru aja beberapa langkah gwa kluar dari tempat barusan.. Seorang anak kecil langsung teriak dari arah samping.. "mba.. mba.. yang pake jas item.. ini uang kembaliannya..". Gwa kaget bener. Itu kan anak yang tadi sore, dia nyamperin gwa.. lari-lari sambil ngcung-ngacungin duit di tangannya. "kamu..dari kapan disitu?.." cuma itu yang bisa gwa bilang. "saya nunggu mba dari tadi sore.. takut mba keburu pegi, saya takut ngga bisa balikin duitnya. Saya kan udah janji sama mba..", katanya gemeteran karna nahan dingin bekas ujan tadi. Gwa cuma bisa bengong.. Anak sekecil itu berani ngorbanin apa yang jadi kepentingannya cuma buat balikin duit yang ngga seberapa?... Dia rela ngga ngojek payung cuma buat ngejaga janji nya?... Padahal saat itu bisa aja khan dia kabur trus ngojek lagi di tempat laen?!.. tapi tenyata.. dia lebih milih nungguin gwa di depan Coffee Shop selama itu..
Bunyi perutnya nyadarin gwa yang dari tadi sibuk sama isi otak sendiri. "Maaf, mba..". katanya mau-malu. Gwa cuma ketawa. "Nama kamu siapa?" gwa masih nahan senyum. "Arif, mba.."
Gwa langsung nengok ma temen gwa yang dah siap-siap mo nganterin gwa pulang. "Ren.. gwa ngga jadi balik bareng loe ya.... Gwa mo makan malem bareng Arif." Muka anak kecil itu langsung berubah.. Dia seneng banget. Matanya ngga lagi sayu.. ada semangat yang tiba-tiba aja muncul di dalam sana. Dan sesuai permintaannya.. Akhirnya kita ber dua ngedate di Mc.D.. "Saya baru sekarang lho mba, makan ayam yang kaya beginian" katanya polos.. dan saat itu gwa bener2 ngga bisa nahan ketawa..
Arif.. Arif.. |
posted by dee @ 10:18 AM |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|